"Djarot meminta agar Jokowi mengevaluasi Yasin Limpo dan Siti Nurbaya sebagai menteri dari NasDem."
Jakarta. Kupas
Fakta Com
Wakil Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem),
Ahmad Ali mengomentari kabar reshuffle yang akan dilakukan Presiden Joko Widodo
(Jokowi) pada Januari ini di tengah tiga menteri dari NasDem yang jadi sorotan.
Ketiga menteri
dari Partai NasDem itu yakni Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo,
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate; dan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar.
Ali mengatakan,
bahwa seluruh keputusan terkait reshuffle merupakan hak prerogatif Jokowi. Ia
menegaskan jika ketiga menteri dari NasDem tersebut dicopot dari jabatannya,
maka pihaknya tidak mempermasalahkan.
“Kan itu hak
prerogatif presiden, jadi ya silahkan aja (tiga menteri dari NasDem
di-reshuffle), kita nggak mempermasalahkan itu,” ujarnya saat dihubungi media,
Kamis (5/1/2023).
Kendati
demikian, Ali menilai kinerja tiga menteri dari Partai NasDem baik selama
bekerja bersama dengan Jokowi.
Namun, ketika
ditanya apakah ketiga menteri tersebut layak di-reshuffle, dirinya menegaskan
kembali, bahwa itu adalah hak prerogatif presiden.
“Selama ini ya
saya lihat mereka kerja dengan baik ya. (Ketika direshuffle), ya kembali lagi
itu hak prerogatif presiden," katanya.
Sebelumnya,
kabar reshuffle kabinet Indonesia Maju (KIM) akan dilakukan pada bulan ini. Informasi
tersebut disampaikan oleh Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar
Ngabalin. “Mungkin (reshuffle) Januari ini, kita tunggu bareng-bareng,”
ujarnya.
Kemudian,
Ngabalin meminta agar menteri yang dirombak tetap tidak marah dan terus
tersenyum. “Kalau nanti ada menteri yang diganti harus tetap semangat dan
tersenyum seperti saat awal Anda dipilih jangan marah, jangan dongkol karena
waktu Anda sudah sampai di sini saja.” “Tetap dan harus berterima kasih pada
Presiden saat diangkat dan diberhentikan oleh beliau,” tuturnya.
Waketum Partai
NasDem mempersilahkan jika Jokowi melakukan reshuffle kepada tiga menterinya
ketika kabar perombakan terjadi bulan ini.
Terpisah, Jokowi
juga telah mengonfirmasi, bahwa reshuffle dimungkinkan akan dilakukan.
Kendati demikian
mantan Gubernur DKI Jakarta itu masih enggan mengatakan kapan perombakan itu
akan dilakukan. “Tunggu saja,” ujar Jokowi saat melakukan kunjungan ke Pasar
Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Senin (2/1/2023).
PDIP Pastikan
Ada Reshuffle
Ketua DPP PDI
Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat ditemui di DPP
Tarun Merah Putih, Menteng, Jakarta, Jumat (23/12/2022).
Ketua DPP PDI
Perjuangan Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat ditemui di DPP
Tarun Merah Putih, Menteng, Jakarta, Jumat (23/12/2022). (Tribunnews.com/Mario
Christian Sumampow)
Ketua DPP PDI-P
Djarot Saiful Hidayat telah memastikan, bahwa Jokowi akan melakukan reshuffle.
Namun soal waktu reshuffle akan dilakukan, dirinya menyerahkan sepenuhnya
kepada Jokowi.
“Pak Jokowi sudah
memberi sinyal, reshuffle itu pasti dilakukan, pasti. Apakah akan jangka waktu
dekat, atau dua tiga bulan menurut Pak Jokowi, tunggu waktunya, tunggu saja kan
begitu, tapi pasti,” ujarnya di Kantor PDIP, Selasa (3/1/2022) dikutip dari
YouTube Kompas.com.
Lebih lanjut,
Djarot meminta agar Jokowi mengevaluasi Yasin Limpo dan Siti Nurbaya sebagai
menteri dari NasDem.
Adapun dua
kementerian yang dipimpin mereka bermitra dengan Djarot yang ditempatkan di
Komisi IV DPR.
“Karena saya di
Komisi IV, maka saya sampaikan bahwa Menteri Pertanian dan Menteri Kehutanan
KLHK itu perlu dievaluasi terkait misalnya, kita sudah berusaha menjadi negara
swasembada pangan, menjadi negara dengan kedaulatan pangan, tapi ternyata
produksi masih tidak mencukupi,” jelas Djarot.
Dengan temuannya
itu, Djarot meminta agar Jokowi mengevaluasi Yasin Limpo dan Siti Nurbaya.
Kendati
demikian, dia menyarankan agar kedua menteri itu mengundurkan diri saja
lantaran dinilai tidak cocok dengan kebijakan Presiden.
“Kalau memang
gentle, betul sudah seperti itu, akan lebih bak untuk menteri-menterinya
(menteri dari Partai NasDem) lebih baik mengundurkan diri. Itu lebih gentle,”
kata Djarot. (Anton.P)