• Jelajahi

    Copyright © Kupas Fakta
    Best Viral Premium Blogger Templates

     


    Iklan

    Mobile recent

    Pemkab Galus ikut rakor pengendalian inflasi tahun 2023 secara nasional,hingga mengalami penurunan 5,28 %.

    Kamis, 09 Februari 2023, Februari 09, 2023 WIB Last Updated 2023-02-09T08:20:48Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    GAYO Lues – kupasfakta com. PJ. Bupati Gayo Lues Ir, H. Rasyidin Porang diwakili oleh Plt. Sekretaris Daerah Ir. Bambang Waluyo, mengikuti rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 melalui Aplikasi Zoom Meeting, bertempat diruang kerja Bupati serta di ikuti oleh Kepala Badan Statistik (BPS), Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Yasir Handika Utama SE MM, Kepala Dinas Perdagangan H. Syahrul ST, serta undangan lainya ikuti serta dalam rapat koordinasi tersebut Kamis 9/2/2023.

    Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian Rabu (08/02/2023) menyampaikan, Inflasi saat ini secara Nasional mulai mengalami penurunan hingga 5,28% dari sebelumnya di bulan Desember 2022 yakni 5,51%.

    “Tentunya penurunan Inflasi ini cukup Signifikan dan terkendali, hal ini bisa tercapai berkat kerja dari semua pihak,” Ujar Tito Karnavian.

    Sementara Kepala BPS Nasional Margo Yuwono mengataka, Penyumbang Inflasi tertinggi secara Nasional adalah Kota Baru yakni 7,78% dan ini Inflasi terendah di Kota Sorong 3,23%.

    Ada beberapa faktor penyebab terjadinya Inflasi di Kota Baru diantaranya adalah, angkutan udara bahkan bakar rumah tangga, Bensin, Beras, Rokok Kretek serta Bawang merah. Jadi, Inflasi yang terlalu tinggi juga dapat menguras daya beli dan Inflasi terlalu rendah juga bertanda bahwa ekonomi sedang lesu.

    Menurut Margo, Inflasi yang baik itu adalah Inflasi yang rendah, Stabil dan dapat di Prediksi serta merupakan Inflasi yang terbaik untuk perekonomian, memang kita akui, selama Periode Tahun 2022 lalu, Inflasi komponen harga bergejolak di dorong oleh Momentum hari besar Nasional, gagal panen akibat anomali cuaca dan kenaikan harga komoditas dunia.

    “Untuk itu, kita perlu berhati-hati dalam menyikapi menjelang bulan Ramadhan dan idul Fitri. Kita harus sama-sama belajar, komoditas apa yang selalu timbul dan menyebabkan Inflasi tinggi pada bulan tersebut. Dengan demikian, kita bisa melakukan Intervensi dan bisa mempersiapkan segala sesuatunya agar Inflasi bulan ramadhan dan lebaran nanti tidak mengalami kenaikan harga yang Signifikan,” Jelas Margo Yuwono.

    Sementara itu, Deputi Bidang Pemganekaragaman dan Konsumsi dan Keamanan Pangan Andriko Noto Susanto SP MP menegaskan, bahan makanan utama penyumbang Inflasi bulanan antara lain beras, Cabe merah, ikan segar dan cabe rawit. Ini menjadi konsen badan pangan nasional agar dapat terkendali dengan baik.

    Ada beberapa langkah yang diambil dalam pengendalian Inflasi tersebut Kata Andriko, seperti misalnya, mengadakan rakor pengendalian Inflasi bersama Dinas terkait dan Dinas Pangan. Kemudian, mempasilitasi koordinasi antara Dinas Pangan dengan Perum Bulog dan BUMN Pangan.

    “Kita juga melakukan pembentukan Tim terpadu untuk pemantauan dan evaluasi SPHP beras lintas K/L, melakukan monitoring pelaksanaan SPHP beras serta ketersediaan dan harga pangan bersama K/L dan Dinas Pangan,” jelas Andriko.

    Andriko mengatakan, Pemerintah Daerah perlu menyusun rencana aksi pengendalian Inflasi Khususnya fokus di Kabupaten/ yang Inflasinya tinggi.

    “Dan adakan juga koordinasi dengan Kanwil Bulog dan BUMN Pangan setempat untuk kegiatan Stabilisasi pasokan dan harga pangan. Juga melaksanakan gerakan pasar murah di titik-titik konsumen serta mengoptimalkan pemanfaatan APBD dan dana BTT,” Pungkasnya. (Firmansyah.hrp)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini