JAKARTA - Moch Dimyati selaku Koordinator Divisi Pencegahan Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Jakarta Utara mengungkapkan, dengan hadirnya media dalam memberikan edukasi dan pemahaman terhadap masyarakat terkait pengawasan Pemilu sangat dibutuhkan Bawaslu, dikarenakan keterbatasan personil Bawaslu.
Lebih lanjut dikatakan, " Pengalaman pemilu tahun 2019 yang lalu kemampuan kami dalam melakukan pengawasan di Jakarta Utara hanya 30 sampai 40 persen,' jelasnya.
"Mau tidak mau Bawaslu harus menggandeng masyarakat maupun media dalam melakukan pengawasan pemilu tahun 2024 nanti, agar dapat berjalan dengan baik," ujar Moch Dimyanti saat diwawancarai di Kantor Bawaslu Jakarta Utara, Jalan Ketel Uap No. 1 Kelurahan Ancol, Pademangan, Selasa (11/04/2023).
Dalam keterangannya Dimyanti, menyampaikan informasi kepada masyarakat saat ini Bawaslu hanya melalui sosial media (Medsos) yang tentunya sangat terbatas lingkupnya.
Oleh karena itu, kehadiran media dapat membantu menyebar luaskan informasi kepada masyarakat luas.
"Dengan keterbatasan kami tentunya perlu dilakukan sinergi bersama PWI Jakarta Utara untuk membantu Bawaslu dan masyarakat terkait persoalan-persoalan seputar Pemilu," imbuhnya.
Ditempat yang sama Ketua PWI Koordinatoriat Jakarta Utara Ilham Darmawan berharap agar sinergi bersama Bawaslu dapat terus dilakukan untuk menciptakan Pemilu Tahun 2024 yang aman dan kondusif.
Ilham mengatakan, saat ini pemahaman masyarakat tentang kinerja Bawaslu sangat minim sehingga perlu dilakukan kerjasama bersama untuk menyampaikan kegiatan Bawaslu kepada masyarakat luas melalui pemberitaan.
"Saya berharap peran media yang tergabung dalam PWI Jakarta Utara dapat membantu Bawaslu dalam menyampaikan pemahaman politik kepada masyarakat agar pemilu 2024 nanti dapat berjalan dengan sukses, aman, nyaman," tutupnya. (Red)
