Aksi tersebut, mereka lakukan lantaran adanya
ketidakadilan terhadap para Pengusaha Jasa Kontruksi yang berasal dari
Kabupaten Bekasi atau pribumi, yang terkesan semakin tersingkirkan para cukong
atau Pengusaha dari luar Kabupaten Bekasi.
Kepada awak media, Kordinator Aksi, Abdul Darif
mengatakan, Perusahaan di luar Kabupaten Bekasi lebih dominan mendapatkan
pekerjaan proyek ketimbang Perusahaan pribumi yang ada di Kabupaten Bekasi yang
notabene adalah wilayahnya.
“Kita sudah bayar pajak ke Negara, tapi kita sulit
untuk mendapatkan proyek pekerjaan di wilayah sendiri. Malah Perusahaan dari
luar yang dominan. Contoh kaya wilayah Jakarta Timur ngapain kesini-sini,”
ujarnya.
Dia mencontohkan, seperti yang terjadi di Dinas Cipta
Karya dimana ada Perusahaan yang berdomisili di luar Kabupaten Bekasi satu
Perusahaan bisa mendapatkan proyek melalui lelang 4 – 5 proyek pekerjaan.
Artinya, lebih mendominasi dari Perusahaan pribumi di Kabupaten Bekasi.
“Kami sebagai putra daerah, juga butuh usaha dan
membangun Kabupaten Bekasi. Jangan pandang kami sebelah mata, kita minta ini
dipikirkan, karena, kalau berlarut-larut akan menjadi tidak baik ke depannya,”
pungkas Darif.
Pantauan di lokasi, sebelum melakukan aksi bakar
profile Perusahaan, para kontraktor yang berasal dari Utara Kabupaten Bekasi
yang tergabung dalam PAKAR atau Persatuan Kontraktor Utara melakukan audensi
dengan Sekretaris Daerah (Sekda, Dedy Supriyadi.
Selain itu, PAKAR juga melakukan Audensi dengan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bekasi yang diterima Anggota Komisi
III, Saiful Islam dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). (Pas/Red)