Kota Bekasi, kupasfakta.com - Seorang oknum penipu mencatut nama orang lain yang masih teman calon korban yang mau ditipu. Penipu ini semula menelepon dan mengatakan ada urusan bisnis dan mengajak kerja sama. Mengaku ada Camera Digital Canon sitaan pemerintah atas dokumennya tidak lengkap, sehingga barang itu disita pemerintah atau Bea Cukai.
Penipu yang mengatas namakan SM. Sementara SM masih
teman calon korbannya yaitu penulis berita ini. Di awal cerita penipu ini
mengganti nomor teleponnya karena nomor lama sudah tidak bisa WhatsApp (WA),
korban calon yang mau ditipu percaya saja, karena merasa temannya. Ternyata
penipu ini hanya mencatut nama SM. Karena merasa teman otomatis tidak ada
kecurigaan, apalagi selalu memanggil Tulang, SM selama ini memanggil Tulang
kepada calon korban mau ditipu ini, jadi tidak menaruh curiga.
Kecurigaan dari awalnya, ketika penipu ini menelepon
beda suaranya dengan suara SM aslinya. SM suaranya dalam telepon ngebas atau
besar, sementara oknum penipu ini kecil suaranya tidak seperti suara SM
aslinya. Tetapi penulis berita ini atau calon yang mau ditipu berpikiran
mungkin beda suaranya karena flu atau sakitlah, karena bisa beda suara jika
seseorang sakit flu (Influenza). Eh, ternyata kecurigaan itu benar bukan SM
aslinya, dia hanya mencatut nama SM.
Penipu mengajak kerja sama bisnis untuk menjual Camera
Digital Canon dengan harga murah dibandrol satu unit Camera Digital Canon hanya
Rp 3,5 juta/unit. Semrntara di pasaran harganya lebih dari Rp 6 juta/unit.
Penipu ini berceritra bahwa nomor telepon penulis berita ini (calon korban mau
ditipu) sudah diberikan kepada calon pembeli Camera itu yang disebut namanya
Chandra Wijaya (Asiong).
Tidak lama kemudian Chandra itu menelepon penulis
berita ini atau calon korban yang mau ditipu dan mengatakan, benarkah ini nama
sipolan..... ya benar. Jadi benar pemilik Camera Digital Canon itu, ya benar,
jawab sipenulis berita ini sesuai kesepakatan dalam pembicaraan telepon dengan
si penipu, berbicara dengan bahasa Batak, bahwa si penipu itu punya barang
hasil lelang negara yaitu Camera Digital Canon itu. Kata sipenipu Tulang jangan
bilang bahwa kita saling kenal, kata sipenipu itu.
Chandra calon pembeli Camera Digital Canon selalu
mendesak supaya harga barang diputuskan berapa per-unitnya. Sipenipu sudah
membuat rincian harganya Rp 3,8 juta/unit, tetapi jika pembeli menawar
bilanglah harganya Rp 3,7 juta/unit atau Rp 3,6 juta/unit, nanti harga net-nya
Rp 3,5 juta/unit, ujar sang penipu. Chandra pertama nawar Rp 3 juta/unit, tapi
penulis berita ini menjawab sangat jauh sekali pak Chandra harga Rp 3,8/unit,
tapi masih bisa digoyang kata penulis berita calon korban mau ditipu itu kepada
Chandra.
Chandra minta lagi penawaran menjadi Rp 3,4 juta/unit,
dijawab penulis berita ini bahwa net-nya Rp 3,5 juta/unit. Oleh Chandra Wijaya
alias Asiong itu mau jika harga itu Rp 3,5 juta/unit. Dia memesan 50 unit
Camera Digital Canon tersebut dan segera direalisasikan, karena menurut Asiong
barang itu sangat butuh mau dikirim ke Semarang. Harga Camera Digital Canon
jika dibandrol dengan harga Rp 3,5 juta/unit dikali 50 unit berarti sekita Rp
175.000.000,- lunasnya dalam cerita itu.
Pembayaran Camera itu pertama 50% atau Rp 87.500.000,-
dibayarkan melalui Rekening Bendahata Gudang DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara) dan sisanya 50% lagi dibayarkan ke Rekening penulis berita ini, yang
diiming-iming penipu nanti dibagi dua antara sipenipu dan penulis berita ini.
Mendengarnya enak sekali karena sekejap dapat duit sekitar Rp 43.500.000,-
siapa tidak tergiur dengan angin surga penipu itu.
Kemudian karena pembayaran pertama melalui Rekening Bendahara Gudang seperti yang dikatakan penipu. Oleh penipu itu mengirimkan Nomor Rekening Bendahara Gudang itu harus sipenulis berita calon yang mau ditipu ini mengirimkan No Rek trtsebut. Tetapi jawab penulis berita ini kepada penipu harus ketemu dulu dan harus melihat barangnya di gudang. Jawab sipenipu kami masih rapat di kantor DJKN katanya menghindar. Karena dia tidak mau bertemu Rekening Bendahara Gudang itupun tidak dikirimkan penulis berita ini. Katena jika itu dikirimkan sipunilis berita inilah menjadi korban dituntut Chandra mengembalikan uang, karena barang tidak ada padahal uang sudah ditransfer Rp 87.500.000,-
Karena sipenulis tidak mau mengirimkan No Rek
Bendahara Gudang, penipu dan Chandra pun curiga karena sudah terbaca niat
penipuan kedua orang yang mengaku penjual dan pembeli Camera Digital Canon.
Mulailah nomor Hp kadang nyala kadang mati dan penulis berita langsung kirimkan
berita media online yang ditulis penulis berita ini, berangsur-angsur senyap
yang tadinya berapi-api dan bersemangat. Ternyata mereka salah tipu. Lebih
pintar yang mau ditipu dari penipunya, karena dapat membaca trik-trik penipuan
itu.
Diminta kepada seluruh masyarakat Indonesia supaya
lebih berhati-hati dengan canggihnya teknologi sekarang, karena terbuka peluang
besar untuk menipu. Jika ada telepon masuk tanpa nama jangan diangkat walau
bolak balik ditelepon. Jika memang ada niat baiknya pasti awalnya di WA
memberitahukan dirinya siapa. Tapi karena niat mau menipu dia menelepon terus
dan jika diangkat disitulah Anda bisa terkena sirap mereka dan apa kemauan
mereka akan dituruti. Tetapi hadapilah mereka dalam doa kepada Tuhanmu, supaya
sirapnya musnah, sirna dan tidak bisa tembus. (Pas/Red)