Kota Bekasi, kupasfakta.com – Kesalahpahaman pihak keluarga pasien Sri Kurniati ibu dari pasien Ahmad Syamil Alfazy (8) kepada RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi yang berlokasi di Jl. Pramuka RT.006/RW.006, Kel. Marga Jaya, Kec. Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat sudah berakhir.
Bahwa, kesalahpahaman tersebut muncul akibat ketidak
mengertinya pihak keluarga dalam proses penyembuhan penyakit anak tersebut.
“Proses mediasi ini saya terima dengan seikhlasnya,
bahwa insyaallah saya akan jalani buat pengobatan anak saya. Intinya saya
berharap hanya anak saya bisa sembuh,” ujar Sri Kurniati usai bermediasi dengan
pihak RSUD, Kamis (30/11/2023).
Di tempat yang sama, Dirut RSUD dr. Chasbullah
Abdulmadjid Kota Bekasi, Dr. dr. Kusnanto Saidi MARS menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Ibu Sri selaku pihak keluarga pasien, Bu Tres selaku Pengacara
keluarga pasien, Dokter Charles dan Dokter Dina yang kebetulan dari awal
merawat Ahmad Syamil Alfazy yang hari ini kita melakukan islah atau kesepakatan,
bahwa apa yang terjadi kemarin sebuah kesalahpahaman.
“Dipertemuan tadi, apa yang menjadi persoalan
Alhamdulillah kita luruskan. Kami sudah menjelaskan dari sisi saran Rumah
Sakit, keahlian medis Rumah Sakit para Dokter Sub Spesialis di sini, kondisi
Ahmad Syamil dari mulai hadir hingga pulang dan beberapa bulan los menjalani
medis. Kini, kita sudah sepakat bagaimana melanjutkan Ahmad Syamil ini menjadi
lebih baik.
Kesembuhan hanya milik Allah SWT, tapi kita selalu
punya upaya bagaimana kita selaku pihak Rumah Sakit Pemerintah yang ditugaskan
dan diamanahkan untuk mengelola pelayanan rujukan kesehatan masyarakat harus
kita jalankan. Dan yang paling penting adalah, bahwa Ibu Sri memberikan
kepercayaan penuh lagi kepada kita, Dokter pun bersedia waktunya, tenaganya,
keilmuannya dan saya sebagai Direktur Rumah Sakit ikut menjamin kualitas sarana
dan prasarana yang akan diberikan kepada Ahmad Syamil dan kepada seluruh masyarakat
yang membutuhkan pelayanan kesehatan di RSUD ini,” terang Kusnanto.
Kita berharap, sambung Kusnanto, dalam pengelolaannya
nanti Ibu Sri harus bersabar dan berdoa demi kesembuhan Syamil, beri
kepercayaan seutuhnya ke kami, jangan dengar kata orang-orang yang berpolemik
tanpa keilmuannya.
“Saya bersyukur kita semua fokus dengan kesehatan
Syamil tidak pada ego masing-masing, baik Ibu Sri maupun para dokter, tapi
bagaimana kita fokus pada Syamil untuk melanjutkan pelayanan kesehatannya. Kita
memiliki Visi dan Misi yang sama, bagaimana Syamil mendapat pengobatan yang
baik.
Jadi, kami berharap dengan adanya pemberitaan ini dapat memulihkan nama baik Dokter Charles dan Dokter Dina yang kemarin sempat terframing opini, juga kembalinya kepercayaan masyarakat terhadap RSUD. Ini rumah rakyat, dibayar pajak oleh rakyat, di sini jangankan BPJS, bahkan cukup dengan KTP malah tanpa KTP tetap kita layani tanpa diminta uang panjar di awal,” terang Bang Kus – sapaan akrabnya.
Ditempat yang sama, Dokter Charles selaku Dokter
Spesialis anak turut mengatakan, dari awal memang saya yang kebetulan dibantu
dengan Dokter Dina selaku Dokter Spesialis Anak Sub Saraf yang merawat Ahmad
Syamil dengan tiga kali proses perawatan di ruang ICU Anak. Syamil awak masuk
pada 24 Juli 2022.
“Dari awal memang kita mendiagnosa dengan infeksi
saraf, karena gejalanya khas mengarah ke situ. Dari hasil pemeriksaan CT-Scan,
EYG memang ada terdeteksi infeksi saraf yang cukup berat. Pengalaman kita
menangani seperti ini memang butuh waktu, karena infeksi saraf itu adalah
infeksi yang paling berat. Secara medis, hidup aja itu sudah syukur, 50 persen
itu mengakibatkan kematian. Kita akan berusaha maksimal sesuai dengan keilmuan
kita dalam menangani Syamil.
Bahkan seluruh masyarakat yang berobat ke sini akan
kita berikan yang terbaik. Karena kita punya Sumpah Dokter bahwa semua pasien
itu adalah diri kita sendiri. Tidak ada keinginan kita yang lain selain
memberikan pengobatan yang maksimal. Orang yang datang ke sini, pulang
memperoleh kesembuhan, tetapi yang menentukan itu Tuhan,” terang Dokter
Charles.
Tadi kita sudah sepakat, sambung Dokter Charles, kita
akan mereview ulang lagi Syamil, mungkin Minggu ini akan kita lakukan
pemeriksaan lanjutan, nanti kita harapkan minimal bisa berdiri dan ini butuh
waktu, bisa sebulan, dua bulan, tiga bulan, bahkan bisa lebih.
“Saya bekerja di sini dari tahun 2005, fasilitas di
Rumah Sakit RSUD ini sudah semakin lebih baik. Ditambah lagi Direktur kita
konsen dengan semua fasilitas yang kita minta semua dipenuhi baik Dirut RSUD
maupun Pemerintah Kota Bekasi, bahkan peralatan kita saat ini sudah selevel
dengan Rumah Sakit Tipe A. Dan kita harapkan masyarakat Kota Bekasi tidak tahu
datang berobat ke sini. Kita dalam melayani tidak pernah melihat apakah dia
BPJS, atau tidak punya BPJS, apa asuransinya. Semua kita tangani, Admistrasi menyusul.
Jadi buat warga Kota Bekasi dan sekitar Bekasi kami akan senang melayani,”
imbuh Dokter Charles.
Sementara itu, Tres Priawati selaku Kuasa Pasien
mengatakan, dari awal saya menampung aduan dari pihak keluarga pasien, benang
kusutnya itu ada di mana. Tadi kami mencoba mengkomunikasikan langsung dengan
Pak Dirut, bagaimana kalau bicara medis itu bukan bagian (keahlian) kita, namun
setelah saya cerna semua ini hanya miss komunikasi.
“Ini akibat ketidaktahuan lalu terjadi kesalahan
komunikasi. Kita jangan lagi berbicara siapa yang salah siapa yang benar.
Apalagi tadi saya mendengar secara langsung keterangan dari pihak Lembaga RSUD,
Dokter Charles, Dokter Dina, bahwa beliau-beliau ini sangat terbuka sekali,
baik dalam memfasilitasi pasien anak, mungkin Syamil dan anak-anak lainnya dan
itu merupakan satu bentuk kemajuan dari pelayanan publik, sebagai masyarakat
saya sangat mengapresiasi sekali. Kita sudah sepakat, bahwa segala sesuatu itu
dimulai dengan niat baik, sebuah kepercayaan yang ke depan akan mendapatkan
hasil yang baik. (Pas/Red)