"Tak Gunakan Dana ZIS, BAZNAS Fokus Berdayakan Mustahik Jika Dilibatkan Program Makan Siang Gratis"
JAKARTA, Kupasfakta.com
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) akan memberdayakan
para mustahik yang tersebar di seluruh Indonesia, jika nantinya dilibatkan
program makan siang gratis.
Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA.,
menyampaikan, dengan adanya program makan siang gratis, para mustahik dan UMKM
binaan BAZNAS akan mendapat banyak manfaat seperti pelibatan dalam memasak dan
menyajikan, penyediaan bahan baku dari peternak atau petani binaan BAZNAS, dan
lainnya.
Noor juga memastikan, program makan siang gratis tidak
akan menggunakan dana zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya
yang dikelola BAZNAS. BAZNAS hanya berfokus pada pemberdayaan mustahik/UMKM
binaan untuk mendukung program ini.
“Program makan siang gratis ini kami pastikan tidak
akan menggunakan dana zakat, infak, dan sedekah yang disalurkan oleh masyarakat
ke BAZNAS. Jika dilibatkan program makan siang gratis, BAZNAS akan
memberdayakan mustahik di seluruh pelosok Indonesia. Di setiap desa ada UPZ
BAZNAS yang berkolaborasi antara desa dengan masjid. Boleh saja muzaki membantu
atas dasar kesepakatan,” ujar Kiai Noor dalam keterangannya di Jakarta, Kamis
(23/5/2024).
Noor menjelaskan, banyak program unggulan BAZNAS di
pelosok negeri yang bisa menopang kesuksesan program makan siang gratis, salah
satunya Balai Ternak BAZNAS yang ditargetkan mencapai 35 titik balai ternak.
Kemudian, BAZNAS juga memiliki program Lumbung Pangan
BAZNAS, yang telah berperan penting dalam menyuplai kebutuhan beras zakat
fitrah BAZNAS ke seluruh Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Beragam program unggulan BAZNAS tersebut turut
ditopang dengan adanya BAZNAS dari tingkat provinsi, hingga kabupaten/kota di
Indonesia.
Noor menambahkan, program makan siang gratis harus
banyak dinikmati mustahik, sehingga tidak ada lagi orang tanpa asupan gizi dan
protein yang memadai, apalagi sampai ada yang kelaparan. Hal ini menurutnya,
sesuai dengan tujuan BAZNAS dalam menyejahterakan masyarakat.
“Jangan sampai ada program besar seperti itu, tapi
justru banyak mustahik yang menganggur. Ini menurut kami jangan sampai
terjadi,” katanya.
Kiai Noor menegaskan, program makan siang gratis tidak
akan pernah dikapitalisasi dengan objek mustahik yang makan, tapi melibatkan
mustahik yang menyediakannya. Seperti yang selama ini dilakukan, BAZNAS
berfokus pada pemberdayaan para mustahik untuk bisa mandiri secara ekonomi.
“Justru kalau sudah dikapitalisasi, kami tidak bisa
terlibat. Kami berusaha memberdayakan mustahik. Para mustahik boleh saja
mengambil keuntungan, sementara kami hanya mendampingi,” katanya.
Sepanjang triwulan pertama 2024, lebih dari 66 ribu
mustahik telah diberdayakan oleh BAZNAS/LAZ dalam bidang ekonomi. Jumlah ini
sangat mungkin bertambah jika para mustahik dilibatkan dalam program makan
siang gratis.
Dia menambahkan, dengan melibatkan mustahik, akan
tumbuh ekosistem budaya ilahiyah yang didasari prinsip-prinsip 3A yang selama
ini dipedomani BAZNAS, yakni Aman Syari, Aman Regulasi, dan Aman NKRI.
“Kalau terealisasikan maka akan menjadi pergerakan
ekonomi umat di tingkat bawah dan terbangun ta'awuniyah, yaitu saling tolong
menolong dan kegotongroyongan, yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan serta
terbangunnya moral umat yang penuh dinamika untuk maju dan saling menghargai,”
pungkasnya. (Red)